Harian Warta Kota telah menempati posisi yang signifikan sebagai
koran terbesar di Jabotabek. Dari sisi banyaknya koran yang terjual di
pasar Warta Kota termasuk suratkabar terbesar kedua di Jakarta dan
Jabotabek, setelah Harian Kompas. Angka cetak tertinggi pada tahun 2008
terjadi pada taggal 13 Juni 2008, yakni sebesar 245.099, dengan angka
terjual tertinggi pada bulan Juni 2008 yaitu 216.276 artinya koran yang
menjadi uang tidak termasuk bukti iklan, koran untuk karyawan, untuk
barter, promosi, dll. Warta Kota menaikkan harga jual menjadi Rp 1500
(Langganan menjadi Rp 38.000) per 1 Juli 2008, membuat jumlah pembaca
turun sekitar 10-20 prosen, dan stabil di angka oplah 200.000 sampai
dengan Desember 2008, dengan tingkat laku 180.000 an.
Keberadaan Warta Kota di Jakarta dan sekitarnya dapat dilihat di setiap
perempatan jalan, lapak-lapak, kios, maupun tempat berjualan media
lainnya. Di stasiun keretaapi Bekasi, Bogor, Depok, Serpong, yang
membawa komuter bekerja ke Jakarta setiap pagi, Warta Kota merupakan
raja dan sudah menjadi semacam bacaan wajib. Setiap hari halaman depan
Warta Kota hadir dengan menu berita yang menjangkau beragam segmen,
yakni tontonan sepakbola, selebritis, humor, dan peristiwa paling panas
hari itu. Hot news itu digarap dengan judul dan bahasa yang mudah
dimengerti, disertai foto atau garapan grafis yang apik.
Selain itu ditampilkan berita utama yang berkaitan dengan
kepentingan orang banyak, seperti masalah rasa aman, tren harga,
kecenderungan bisnis, kerisauan kesehatan, topik pendidikan, problema
transportasi, yang sedang ramai dibicarakan.
Tampilan yang bersih, disain yang menarik, paduan warna yang cerah,
grafis kronologis yang jelas, menambah daya tarik. Tim disain artistik
Warta Kota merupakan salah satu terbaik di Tanah Air saat ini.
Khususnya untuk halaman berwarna, dalam hal pemilihan warna dan tata
letak, mereka berupaya membuat tampilan dapat senyaman mungkin di mata
pembaca. Berita bergrafis di halaman satu Warta Kota sudah mendapatkan
pujian bahkan dari luar negeri sehingga pakar dari Amerika Serikat dan
Skotlandia menyempatkan diri untuk membuat semacam studi dan
menuliskannya di jurnal internasional.
Saat ini Warta Kota dapat disebutkan dengan koran umum, dengan tema
bebas meskipun basisnya tetap pada berita perkotaan, dengan bahasan
pada segala masalah yang terjadi ataupun berkaitan dengan persoalan
perkotaan dan segala tingkah polah manusianya. Pilihan menu antara
olahraga, selebritas, dan hot topics ini ternyata mendapat sambutan
hangat dari pembaca, sehingga Warta Kota bisa tumbuh pesat.
Sejarah Berdirinya Harian Warta Kota Tahun 1998 terjadi pergeseran
kepemimpinan di Indonesia, Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden
sehingga jabatan itu jatuh ke tangan BJ Habibie. Dalam kabinet Habibie
yang mulai bertugas bulan Mei itu juga, jabatan Menteri Penerangan
dipegang oleh Letjen Yunus Yosfiah, seorang tentara yang berpikiran
moderat dan maju. Bagi dunia pers Yunus membawa angin segar karena
Departemen Penerangan yang selama ini menjadi momok dengan aksi bredel
media massa, memudahkan pembuatan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers
(SIUPP). Tidak perlu lagi ada rekomendasi lembaga tertentu dan
screening dari berbagai lembaga terhadap mereka yang akan mengelola
pers.
Kelompok Kompas Gramedia (KKG) memanfaatkan kesempatan yang tersedia
ini dengan keinginan untuk membentuk sebuah suratkabar yang
berorientasi pada pemberitaan di Jakarta dan sekitarnya. Selama ini
Harian Kompas yang juga milik KKG hanya memiliki dua halaman itupun
masih diisi iklan untuk berita-berita di Ibu Kota dan sekitarnya
walaupun terbit di Jakarta. Alasannya karena merupakan koran nasional
Harian Kompas harus proporsional dalam pemberitaan yang bersifat
kedaerahan. Padahal disadari atau tidak, sebagian besar (65 persen)
pembaca Harian Kompas adalah warga Jakarta dan sekitarnya.
Secara administratif dibentuklah PT Metrogema Media Nusantara (MMN)
untuk mengajukan SIUPP dan Departemen Penerangan memberikan SIUPP No.
726/SK/MENPEN/SIUPP/1998 tertanggal 19 November tahun 1998. Setelah itu
pimpinan KKG mengkaryakan sejumlah orang untuk membidani kelahiran
Harian Warta Kota sekaligus membuat visi, misi, dan jabaran
pemberitaannya. Mereka antara Agung Adiprasetyo (Presiden Direktur
Kompas Gramedia) di bidang usaha serta Banu Astono, Trias Kuncahyono
(kini Wakil Pemred Harian Kompas), Eko Warjono, Mohamad Subhan SD,
Hendry Ch Bangun dari redaksi Harian Kompas. Di samping itu sejumlah
unsur redaksi dari Kelompok Kompas Gramedia yakni Paulus Sulasdi,
Bambang Putranto, Sigit Setiono, Tatang Suherman. Dalam tahap persiapan
ini diadakan rekrutmen wartawan baru. Setelah berbagai kesiapan
hal-hal fisik, seperti kantor serta perangkat-perangkatnya dan
penyiapan personil, Harian Warta Kota terbit pertama kali pada tanggal 3
Mei 1999, bertepatan dengan saat-saat kampanye Pemilihan Umum 1999.
Sesuai dengan visi dan misinya, Harian Warta Kota dimaksudkan untuk
menjadi media khas bagi warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
dan sekitarnya yang diharapkan dapat menjadi panduan warga dalam
melihat dan menjalani hak-hak dan kewajibannya. Dengan demikian Harian
Warta Kota sekaligus menjadi jembatan sesama masyarakat, antara
masyarakat dengan pemerintah (daerah dan wilayah) serta semua aparat
yang memberikan pelayanan. Juga menjadi medium yang mempertemukan
masyarakat sebagai konsumen dengan berbagai penyedia jasa pelayanan,
perdagangan, industri, hiburan, dan semua kebutuhan mereka.
Untuk mudah disantap pembacanya, berita-berita di Harian Warta Kota
diolah dengan singkat, dalam bahasa yang mudah dimengerti, dan diserta
ilustrasi grafis, tabel, dan gambar yang proporsional. Kemudian untuk
membedakan dengan koran kota pada umumnya yang mengumbar berita
criminal dan seks secara vulgar, Harian Warta Kota memakai pendekatan
yang santun, menjunjung etika, dan tidak bombastis, dengan maksud juga
agar dapat dinikmati seluruh anggota keluarga. Khusus mengenai berita
kriminal yang merupakan ciri khas koran kota, diupayakan terdapat tips,
saran, agar masyarakat dapat menghindar dari tindak kejahatan.
Senin, 19 November 2012
Contact
Nama Penerbitan | : | Harian Warta Kota |
Penerbit | : | PT.Metrogema Media Nusantara |
Waktu Terbit | : | Terbit setiap hari termasuk Minggu |
Jumlah halaman | : | 20 halaman (warna 4 halaman) sampai 28 halaman. |
Tiras | : | 212.886 (per Februaril 2008) diaudit oleh Audit Bureau Of Circulation (Australia) |
Harga | : | Eceran Rp 1.500, berlangganan Rp 38.000/bulan |
Alamat | : | Gedung Kompas Gramedia Unit I Lt 2-3, Jalan Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270. |
E-mail iklan | : | wartakotabekasi@yahoo.com |
Telepon / Faks | : | (021) 88860142 |
Langganan:
Postingan (Atom)